Perlu saya sampaikan, tulisan seperti ini pernah ditulis di blog searchengineland, oleh penulis aslinya, bukan saya. Saya elaborate lagi dengan pengalaman saya, karena ini juga menjadi patokan saya ketika optimasi iklan, ditambah dengan materi split test di Google Ads.
Pareto itu Apa?
Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80-20, Menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% efek disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. (wikipedia)
Dalam optimasi Google AdWords, seringkali kita akan menemukan prinsip 80 – 20 ini. 20% faktor kecil yang sering terabaikan, ternyata menyumbang 80% keberhasilan iklan.
Sebelum Optimasi
Sebelum analisa maka ada langkah wajib yang harus diselesaikan.
Conversion Tracking
Setiap website harus memiliki sasaran atau goal.
Seperti:
- isi data form untuk mengumpulkan lead,
- si form pendaftaran event atau kursus
- penjualan dengan shopping cart murni
- penjualan manual melalui CS dengan nomor Whatsapp berderet atau bertumpuk di web
- atau hanya mencari trafik dengan tidak memerdulikan penjualan
- dan masih banyak lagi.
Yang menyelesaikan sasaran sesuai tujuan website, kita anggap sebagai terjadi konversi, jika dikaitkan dengan trafik maka bisa kita sebut converted traffic atau bisa juga converted click. Artinya dengan nge-track ini, kita tahu, trafik atau klik mana yang akhirnya menjadikan konversi.
Secara garis besar, yang dilakukan itu disebut conversion tracking
Lengkapnya: conversion tracking adalah cara mengukur performa media iklan, yang dikalikan dengan KPI atau ROI. Prosesnya secara teknis berbasis pixel atau code yang secara instan dan simultan merekam jumlah konversi.
Lalu,
Berkaitan dengan keberhasilan iklan, setelah sasaran yang ditentukan kita track, maka kita akan tahu seberapa besar tingkat keberhasilan campaign kita. Semakin valid kita dalam nge-track sasarannya, maka semakin mudah dan tepat analisa nya.
Contoh,
dari 1000 pengunjung web yang datang dari Google AdWords, terjadi penjualan 20 item, maka tingkat konversi atau conversion rate adalah: 20/1000 * 100%= 2%
Bagaimana Cara Optimasi Iklan dengan Konsep Pareto (20 – 80)?
Mengingat Google Adwords adalah instant traffic generator DAN BERBAYAR, maka trafik yang datang berjibun datang ke website, harus dipilih dan pilah, mana dia yang menyelesaikan sasaran web kita. Kara orang biar profit. Kata orang lagi biar gak boncos. Terserahlah, yang penting untung.
Seperti:
Kata kunci nya apa, lokasi dimana, waktunya yang pas kapan, cewek apa cowok, umur berapa, pakai hape apa laptop, dll
Di sini kemudian akan terbentuk sebuah pola, jika memang ada, karena tidak semuanya berpola. Nah, tugas mu sebagai optimizer adalah MENCARI DAN MENEMUKAN POLA INI . Seperti matematikawan yang menemukan pola terus jadilah rumus baku.
BUT, SEBELUMNYA,
Kalau ingin data lengkap maka tool Google analytics untuk analisa traffic website harus kita pakai, kemudian kita nikahkan dengan Google AdWords. Setelah akad ini, maka data yang kita miliki untuk analisa semakin kaya.
Pixel yang bisa digunakan untuk merekam konversipun, bisa dari Google analytics maupun Adwords. (mengingat ini cukup teknikal, sepertinya perlu ada pembahasan tersendiri)
Menuju Inti Optimasi
1. Yuk Cek Lokasi
Investasi lokasi manakah yang mendatangkan konversi paling banyak. Dari 100 kota, bisa – bisa hanya 20 kota yang menyumbang konversi tinggi.
Jika iklan ditayangkan di seluruh Indonesia, di banyak kota, atau di beberapa negara, cek user location dari Google AdWords bisa. Dari dashboard Google analytics yang sudah dinikahkan juga bisa.
Jangan keburu nafsu, biarkan datanya banyak dulu. Misal iklan jalan sebulan. Lalu, cek dan optimasi campaign. Setelah kita tahu lokasi mana saja yang lebih convertable, maka kita bisa melakukan hal berikut:
Semisal:
- Naikkan bidding khusus di kota – kota yang menghasilkan konversi.
- Alokasikan dana yang lebih untuk kota tersebut,
- Bikin campaign khusus untuk kota tersebut,
- dll, tergantung kebutuhan.
Image contoh saya upload di bawah:
2. Temukan Pola Waktu, Cari Jam “Laris”
Karena setiap produk atau jasa memiliki karakteristik jam masing – masing. Ini saya kasih contoh di image. Mungkin di bawah ya. Dia jualan jasa. Dan konversi paling banyak terjadi pada pagi hari. Dan sore / malam hari yang memesan jasa untuk esok pagi hari.
Apa yang bisa kita lakukan untuk optimasi:
- Bikin schedule iklan lebih dari satu dalam satu kampanye. Dan tingkatkan bidding untuk jam – jam laris.
- Atau, bikin campaign khusus untuk jam laris. Misal kita bikin 3 campaign: campaign pagi, campaign siang, dan campaign sore. Cara yang kedua ini akan memudahkan kita dalam membagi budget. Misal pagi kita kasih 500rb, sore Kita kasih 500rb, siang cukup 100rb.
BAHKAN, kita bisa set campaign sesuai dengan hasil analisa no 1 dan no 2. Kita set campaign di lokasi laris di jam laris. SANGAT LEK !
3. Tentukan Kata Kunci Penyumbang Konversi Paling Banyak. Bahasa Paretonya, temukan 20% kata kunci yang menyumbang 80% Konversi
Dua hal yang harus dipikirkan:
- Temukan 20% kata kunci yang paling membuat penjualanmu laku. Cari top performing keywords.
- Temukan 20% kata kunci yang paling banyak mendatangkan trafik. Ini adala kata kunci yang biasanya volumenya tinggi di Keyword Planner.
Optimasi apa yang bisa kita lakukan
- Bikin campaign khusus top performing keywords
- Bikin campaign lagi khusus untuk kata kunci yang mendatangkan trafik
Dan liat hasilnya.
Sebenarnya masih ada variable lain yang kita paretokan. tapi sekian aja. kalau banyak nanti jadi buku.
4. Masuk Split Test
Setelah kita tahu data konversi, ini ada metode canggih dari adwords yang bisa kita pakai, split test.
Misal,
Kita sudah running iklan dengan budget 1 juta per hari. masih ragu nih, berapa bidding manual yang pas. Pakai split test dong.
Bagi campaign menjadi 2, dengan split test ini, budget 500rb untuk kampanye dengan settingan awal, dan 500rb untuk settingan baru.
Jalankan, dan liat hasilnya, konversinya bagaimana, CTR bagaimana dll.
Yang perlu diingat ketika split test adalah, variable yang mau dibandingkan harus jelas, apakah bidding, kata kunci, lokasi, text iklan, dll. DAN BAIKNYA JANGAN DICAMPURADUKKAN.
kamu bukan paranormal, kamu harus bicara berdasar data. Tentukan optimasi dari data yang ada.
SPLIT TEST kalau pas luang aku kasih studi kasus.